Senin, 27 Oktober 2014

[SMS - Day 7] Rumah?

Keluargaku jarang sepakat dalam suatu hal, kecuali fakta bahwa kami tidak memiliki rumah. Bukannya benar-benar tidak punya rumah, hanya saja kami tidak pernah merasa memilikinya. Aku ingat 18 tahun yang lalu kami masih memilikinya. Rumah dua lantai dengan taman kecil tempat aku bermain setiap sore. Sayangnya ketika krisis moneter datang dan ayah kehilangan pekerjaannya, kami pun harus pasrah kehilangan rumah itu. Bangun itu masih ada, tapi kami tak pernah menganggapnya sebagai rumah lagi. Ayah membongkar lantai satu bangunan itu menjadi sebuah toko swalayan kecil, membuat kami tergusus ke lantai dua. Tidak ada lagi ruang keluarga, tidak ada ruang tamu, tidak ada kamar mandi besar dengan bathtub, dan tak ada lagi taman kesayanganku. 

Sekarang, saat kami semua sudah merantau ketempat yang berbeda-beda, kembali kesana adalah satu hal yang paling kami tunggu-tunggu. Mungkin kami tidak mau mengakuinya sebagai rumah, tapi disanalah satu-satunya tempat kami bisa berkumpul. Bagaimanapun kondisinya, kami akan selalu kembali kesana untuk pulang. 

Sumber dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar