Minggu, 23 Juni 2013

Kolonialisasi Media Televisi: Hasil dari Kelas “Bangga Punya Karya”

Dududu~ 
Ternyata udah lama juga ya aku ga ngepost…. *pasang tampang polos*

Ga kerasa udah dipenghujung semester 6 yang panjang ini (tentang bagaimana panjangnya semester 6 aku ceritain kapan-kapan deh). Satu lagi mata kuliah yang berhasil terlewati kemarin malam. Yap, kelas Hukum Media Massa akhirnya selesai dengan terselenggaranya launching dan diskusi buku Kolonialisasi Media Televisi! Yeay~ *sujud syukur*

Poster launching kemarin

Jangan heran kalau anak broadcast bikin buku. Kita ga cuma bisa pegang kamera, edit video, siaran, atau bikin film aja loh. Buktinya Broadcast UMY 2010 berhasil menerbitkan buku Kolonialisasi Media Televisi! *bangga*

Semua dimulai sejak negara api menyerang… *salah*

Semua dimulai sejak awal semester kemarin, ketika mas Jun (dosen kelas Hukum Media Massa) masuk kekelas dengan semangat dan bilang, “Target dari kelas ini adalah menghasilkan sebuah karya berupa buku. Nilai akan saya berikan ketika kalian sudah berhasil melaunching buku kalian.” (by the way, aku lupa sebenernya mas Jun ngomong apa, tapi intinya begitulah~).

Saat itu kita sekelas cuma bisa manggut-manggut. Aku tahu sih, setiap tahun kelas Hukum Media Massa yang dipegang mas Jun memang selalu menghasilkan karya berupa buku. Buku karya angkatan sebelumnya bahkan masuk ke salah satu perpustakaan di Australia! Hebat ga tuh? *bangga lagi*

Setelah perjalanan panjang mulai dari menentukan tema, nulis, revisi (berkali-kali), menentukan judul buku dan cover (yang juga berkali-kali), sampai prepare launching dan diskusi akhirnya buku kami pun lahir…. Untuk tema sampai revisi semuanya dilakukan sendiri, barulah setelah semuanya selesai kita bergabung (berasa power ranger) untuk bikin sebuah buku.

Tema yang aku pilih soal netralisasi media, dan lebih menyoroti pada fenomena blocking time. Entahlah kenapa waktu itu aku bisa kepikkiran ngambil tema yang cukup “berat” itu…. Eh, tahu blocking time kan? Nih, menurut peraturan KPI nomor 03/P/KPI/12/2009 tentang Standar Program Siaran (SPS), blocking time adalah pembelian waktu siar untuk dimanfaatkan bagi penyebarluasan maksud dan kepentingan pihak tertentu selain program siaran iklan. Intinya? Yah, gitu deh~

Inti dari tulisanku sendiri sebenernya cuma menyindir para pemilik media yang suka numpang eksis di tv. You know who I mean lah yaa~ *cough SP* *cough HT* (?)

Kalau soal buku, ada cerita panjang kenapa akhirnya buku ini berjudul Kolonialisasi Media Televisi…. Di rapat pertama untuk penentuan judul buku banyak banget masukan dari semuanya, dari yang biasa sampai yang luar biasa. Pada akhirnya kami sepakat memilih judul Modus Kotak Ajaib: Ketika Televisi Menjadi PHP. Sungguh itu judul paling gaul! Siapa dulu dong yang ngusulin~ *cough* Naasnya, judul itu ditolak mas Jun. Katanya ga semua orang familiar dengan kata PHP.  Itu mah yang ga gaul aja yang ga tahu! *dijitak mas Jun*

Penentuan judul kedua, kami beserta mas Jun akhirnya sepakat memilih judul Televisi: Penjajah Masa Kini. Mas Jun udah setuju loh, tapi ternyata penerbit yang menolak. Kita semua yang udah hopeless akhirnya memasrahkan judulnya pada penerbit. Dan akhirnya buku ini berjudul Kolonialisasi Media Televisi. Agak berat emang, aku aja awalnya harus berpikir keras apa maksud dari judul itu. *payah*

Launching kemarin memang ga bisa dibilang mudah. Banyak banget rintangan yang harus dihadapi. Mulai dari buku yang terancam belum selesai cetak, uang dari kampus yang belum turun, dan sampai disaat terakhir pun sound system selalu ngajak ribut. Tapi syukurlah akhirnya semua berhasil terlewati. Launching dan diskusi buku Kolonialisasi Media Televisi sukses! Terima kasih atas kerja keras teman-teman broadcast 2010, kalian semua hebat! *group hug*

Suasana launching yang temaram bersama mas Jun, mas Bona, Adit, dan mas Miftah

Yang penasaran sama bukunya, boleh loh dibeli…. Langsung hubungi aku aja. Harganya cuma 40rb kok, murah meriah kan? *promosi*

Dan inilah penampakan buku Kolonialisasi Media Televisi

Meskipun murah, tapi isinya dijamin berkualitas dong…. Selain tulisanku yang tentang pemilik media yang numpang eksis itu, ada juga persoalan propaganda sepakbola Indonesia, kontroversi Adi Bing Slamet vs Eyang Subur, kelucuan di balik kekerasan, sampai kejahatan si Putri Bidadari. Nah, baru tahu kan kalau si Putri Bidadari itu jahat? Makanya baca buku ini…. *promosi lagi*

Hal paling penting yang aku pelajari dari kelas Hukum Media Massa adalah kuliah bukan cuma soal nilai. Asal ngumpulin tugas terus lupa itu udah biasa, yang luar biasa adalah saat kita bisa menjadikan tugas-tugas itu sebagai sebuah karya tak terlupakan. Terima kasih untuk satu semester ini mas Jun! Bangga Punya Karya! Dan kita juga bangga punya dosen seperti mas Jun :))