Senin, 10 November 2014

[SMS - Day 21] There's A Hero

Inspired by my friend's video

Sumber dari sini

Sial! Hari ini benar-benar sial! Setelah tadi pagi kecopetan, telat masuk kelas, tidak bisa makan siang, dan sekarang terjebak hujan di halte bus yang atapnya sudah bolong-bolong. Bagus sekali! Hujan tinggal menyisakan gerimis saat seorang anak laki-laki menghampiriku, menawari ojek payung. Dengan halus aku menolaknya, tapi anak itu malah terlihat terkejut saat menatapku. Buru-buru ia menunduk dan pergi, membuatku mengamatinya dengan heran. Apa kami pernah bertemu sebelumnya? Karena penasaran mataku terus mengikutinya, setelah berjalan beberapa meter ia menyebrang dan masuk ke sebuah warung makan. Entah apa yang membuatku begitu ingin tahu, tanpa sadar aku melangkah membuntuti anak itu tanpa peduli akan rintikan air yang mulai membasahiku. Dari kaca warung aku melihat anak itu menerima kantung plastik besar berisi nasi bungkus. Aku mulai merasa bodoh telah mengikutinya, tapi kemudian mataku menangkap sesuatu yang tidak asing. Dompetku! Anak itu mengeluarkan dompetku dari saku celananya dan membayar nasi bungkus yang dibelinya. Jadi dia pencopet tadi pagi? Pantas saja!

Aku ingin sekali menegur anak itu, tapi lagi-lagi anggota tubuhku bergerak sendiri. Aku kembali membuntutinya, memasuki gang-gang kecil dan sempit sampai akhirnya tiba di suatu perkampungan kumuh. Aku tak pernah tahu ada tempat seperti ini di kota besar yang aku tinggali. Anak itu berjalan ke arah pendopo dari bambu yang ada di pojok lapangan. Kehadirannya langsung disambut beberapa anak kecil yang tampak lebih muda darinya. Mereka mulai berebutan nasi bungkus, tapi anak itu tampaknya mengatakan sesuatu yang membuat mereka diam dan mulai duduk dengan teratur. Aku mendekat, berusaha melihat lebih jelas apa yang mereka lakukan. Aku begitu terkejut saat melihat mereka ternyata sedang belajar. Anak itu mengajari mereka matematika, dengan kapur di tangan ia menuliskan perhitungan sederhana di papan tulis kecil. Diam-diam aku tersenyum melihatnya sebelum berjalan memasuki pendopo. “Hey!” seruku, membuat anak itu terkejut. Anak-anak lain tampak kebingungan saat melihat guru mereka menghampiriku sambil menunduk ketakutan. Anak itu mengeluarkan dompetku dari saku celananya dan mengulurkannya padaku, masih sambil menunduk. Kuambil dompet itu, bersamaan dengan kapur di tangannya sebelum berkata, “Hitunganmu salah! Sini aku ajari kalian.”

There's a hero
If you look inside your heart
(Hero - Mariah Carey)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar