Kamis, 26 Januari 2012

[Fan Fiction] Happy Birthday Junho!

Happy Birthday Junho! (Sumber dari sini)

Happy Birthday Junho!
Wafda S. Dzahabiyya

23 Januari

Oppa!”

Seorang gadis mungil berlari sambil melambaikan tangannya ke arah segerombolan pria ditepi lapangan basket.

“Hwa Ra!” Nichkhun yang paling dulu menyadari kedatangan gadis itu pun ikut melambaikan tangannya.

Gadis itu, Shin Hwa Ra, seorang gadis mungil yang imut dan cantik. Tak akan ada yang menyangka jika gadis itu sebenarnya telah duduk di bangku kuliah tingkat dua. Gadis itu merupakan sahabat Junho sejak kecil. Karena itulah dia akrab dengan semua member 2PM.

“Hei, bagaimana kau tahu kami sedang berkumpul disini?” tanya seorang pria lain yang memiliki badan paling tinggi besar, Taecyeon.

“Ah, Junho oppa yang memberitahuku. Dia menyuruhku datang dan membawakan camilan untuk kalian,” kata Hwa Ra sambil mengeluarkan kotak-kotak makanan yang dibawanya.

“Pantas dari tadi aku mencium bau makanan,” ujar Chansung sambil mengendus kotak-kotak yang dikelurkan Hwa Ra.

“Kau ini memangnya anjing?!” Wooyoung menjitak kepala Chansung yang membuat pria itu meringis kesakitan.

“Uyoung-ah! Kejamnya kau padaku.” Chansung tampak mengusap kepalanya yang terkena jitakan Wooyoung.

“Hahaha,” Hwa Ra tertawa melihat tingkah dua orang yang memang tak pernah bisa rukun ini. “ngomong-ngomong, Junho oppa kemana?” tanyanya yang baru menyadari kalau Junho tidak ada diantara yang lain.

“Ah, tadi ada seorang gadis yang datang kemari dan bertemu dengannya,” jelas Minjun.

“Ini sudah yang kesepuluh kalinya di bulan ini. Kau kalah hyung!” kata Wooyoung sambil menepuk pundak Taecyeon dengan ekspresi prihatin dan langsung dibalas dengan pelototan oleh Taec.

“Apa maksudnya sih oppa?” tanya Hwa Ra tidak mengerti.

“Nah, itu Junho kembali, tanyakan saja padanya.” Nichkhun menunjuk kearah Junho yang sedang berjalan menghampiri mereka dengan wajah kesal.

“Junho-ya, ada apa? Ada gadis yang menyatakan cinta padamu kenapa kau malah kesal?” tanya Taec sambil merangkul Junho.

“Bagaimana tidak kesal? Dia itu memaksa!” Junho masih memasang wajah kesalnya. “Sudah kubilang aku tidak bisa jadi pacarnya, eh dia malah memaksa dan ngotot memintaku jadi pacarnya sampai besok lusa!”

“Besok lusa?” tanya yang lain heran.

“Iya! Ah, Hwa Ra, kau sudah disini?” Junho langsung tampak senang begitu menyadari kehadiran sahabatnya itu.

Oppa, besok lusa itu kan...”

“Argh...!” kata-kata Hwa Ra seketika terpotong oleh teriakan Wooyoung. “Hyung! Kenapa kau menginjak kakiku?!”

“Hehe, aku tak sengaja Wooyoung-ah....” kata Nichkhun dengan wajah tak berdosa.

“Kalian ini kenapa sih?” tanya Junho heran. “Memangnya besok lusa hari apa, Hwa Ra?”

“Besok lusa...”

“Hari rabu!” potong Minjun sambil merangkul bahu Hwa Ra. “Iya kan Hwa Ra?”

“Ah, i... iya...” Hwa Ra tampak sedikit kebingungan.

“Ah, Hwa Ra, setelah ini kau akan langsung pulang kan? Bagaimana kalau aku yang mengantarmu pulang?” tawar Minjun.

“Tapi oppa...”

“Biar aku saja yang mengantarnya Hyung!” kata Junho.

“Tidak apa-apa. Lagipula ada yang ingin aku bicarakan dengan Hwa Ra. Ya?” Minjun menatap Hwa sambil mengedipkan sebelah matanya. Hal tersebut membuat gadis itu secara otomatis mengangguk.

“Nah, ayo Hwa Ra!” Minjun menarik tangan Hwa Ra lembut, meninggalkan member 2PM lainnya.

Junho menatap kepergian mereka berdua dengan pandangan yang tidak bisa didefinisikan.

“Junho-ya,” Nichkhun merangkul Junho, “benar kata Minjun-hyung, lebih baik dia yang mengantar Hwa Ra pulang. Karena kalau kau pergi, kau tidak akan kebagian makanan yang dibawakan Hwa Ra,” kata Nichkhun sambil melirik Taecyeon dan Chansung yang tengah berebut makanan.

“Aaah, kalian! Jangan dihabiskan!”

Sementara itu...

Oppa, ada apa sebenarnya?” tanya Hwa Ra saat dia sudah berada di boncengan motor Minjun.

“Ah, sebenarnya kami...”

***

24 Januari

“Sial! Kenapa tidak ada yang bisa dihubungi?!” Junho menatap HPnya kesal. sedari pagi dia sudah mencoba menghubungi member 2PM yang lain, tapi semuanya bagaikan menghilang.

“Ah, lebih baik aku hubungi Hwa Ra dan ajak dia jalan berdua!” pikir Junho sambil menekan nomor-nomor yang sudah dihapalnya diluar kepala.

Cukup lama Junho menunggu telponnya diangkat, sampai... “Nomor yang anda tuju sedang sibuk, atau berada diluar jangkauan service area, cobalah beberapa saat lagi”

“kenapa Hwa Ra juga tidak bisa dihubungi?!” Junho kembali menatap HPnya dengan kesal.

“Ya sudahlah, lebih baik aku jalan-jalan sendiri saja.” gumam Junho.

***

Sudah lebih dari 60menit Junho berjalan sendirian menyusuri toko-toko yang ada di sebuah mall di pusat kota seoul. Dia sebenarnya tidak ada niat sama sekali untuk berbelanja. Dia hanya ingin jalan-jalan untuk melepaskan gundah yang entah kenapa menyelimutinya sejak tadi.

Satu persatu toko dilewatinya tanpa ada niat sedikitpun untuk masuk, sampai...

“Tunggu, tadi itu...” Junho kembali ke depan toko yang baru saja dilewatinya untuk memastikan apakah yang dilihatnya sekilas tadi itu benar.

Yak, yang dilihatnya tadi memang benar. Itu Minjun-hyung dan... Hwa Ra!

Junho menatap keduanya yang sedang berbelanja dengan mesra. Hwa Ra tampak memasangkan topi yang ada di toko itu pada Minjun, kemudian Minjun bergaya dan mereka berdua pun tertawa. Paling tidak seperti itulah yang dilihat oleh Junho.

Junho tak tahan lagi, dia pun pergi dari sana dengan hati yang kesal. Dia cemburu?

***

25 Januari

Junho merasakan silau sinar matahari mengenai matanya. Junho berusaha melihat siapa sebenarnya yang berani-berani mengganggu tidurnya.

“Minjun-hyung?” Junho terkejut mendapati Minjun tengah berdiri di depan jendela kamarnya sambil melihat keluar.

“Kau sudah bangun rupanya?” tanya Minjun sambil tersenyum ke arah Junho.

Junho yang teringat akan kejadian yang dilihatnya kemarin kembali merasa kesal. dia kembali tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

“hei, bangun pemalas!” seru Minjun sambil berusaha menarik selimut yang menutupi tubuh junho.

“Aaaah!” Junho membuka selimut yang menutup wajahnya dan menatap Minjun, “Hyung, kemana kau kemarin?”

“kemarin? Memang kenapa?”

Junho menatap mata Minjun lekat-lekat sebelum berkata, “Tidak!” dan kembali menutupi kepalanya dengan selimut.

“Hei, ada apa denganmu? Ayo, bangun!” Minjun kembali mencoba menarik paksa selimut Junho.

Hyung! Pergilah, aku ingin sendiri!” kata Junho setengah membentak.

“Oh, oke baiklah!” Minjun pun mengalah dan keluar dari kamar Junho.

Perlahan Minjun menutup pintu kamar Junho, setelah itu ia mengambil HP dari saku celananya dan menelepon seseorang. “Kau benar, dia melihatnya. Kita ubah rencana!”

***

Saengil chukhahamnida, saengil chukhahamnida, saengil chukhahamnida.

Junho langsung terduduk begitu mendengar bunyi HPnya itu. Itukan alarm yang dipasang oleh Hwa Ra sebagai tanda ulang tahunnya! Tunggu, kalau begitu hari ini?!

Junho langsung menyambar HPnya dan mendapati tulisan berkedip-kedip dilayarnya:

Saengil chukhahamnida, Oppa! ^^

Junho tersenyum dan mematikan alarmnya. Tapi tunggu, kenapa tidak ada sms atau telpon masuk yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya? Apa semuanya lupa?

Junho langsung mencoba menghubungi member 2PM yang lain, tapi sama seperti kemarin, semua tak ada yang bisa dihubungi. “Hwa Ra juga tak bisa dihubungi. Masa aku harus menelepon Minjun-hyung?” gumam Junho. Dia memang masih sebal dengan hyung-nya yang satu itu.

“Ya sudahlah...” Junho pun memutuskan untuk menelpon Minjun.

“Hallo?”

Hyung? Oh, hyung! Maafkan aku tadi! Ada apa kau datang ke rumahku?”

“Ah, tidak. Hanya ada sesuatu yang ingin aku bicarakan.”

“Hah? Apa itu?”

“Tentang Hwa Ra.”

“Hwa Ra? Memang ada apa?” Seketika junho lupa tujuannya untuk menelepon Minjun.

“Ah, tak enak membicarakannya ditelpon. Bagaimana kalau kita bertemu? Kutunggu kau satu jam lagi di cafe biasa ya! Sampai jumpa!”

Tut tut tut...

Hyung! Ah dia langsung menutup telponnya. Apa sebenarnya yang ingin dia bicarakan?”

***

“Junho-ya! Kau sudah lama menunggu?” tanya Minjun sambil duduk berhadapan dengan Junho di sebuah cafe tempat mereka biasa berkumpul dengan member 2PM lainnya.

“Minjun-hyung! Apa sebenarnya yang ingin kau bicarakan?” tanya Junho langsung.

“Ah, itu!” Minjun tidak langsung menjawab, ia malah mengambil cangkir kopi milik Junho dan meminumnya.

“Kau tahu? Sepertinya aku tertarik pada Hwa Ra,” kata Minjun sambil tersenyum dan meletakkan kembali cangkir kopi tersebut.

“Apa?!” tanya junho setengah berteriak. “Hyung, kau tahu kan kalau aku....”

“Ya, aku tahu,” potong Minjun. “Tapi kulihat kau tidak pernah maju selangkah pun. Karena itu, aku berniat mengajaknya berpacaran.”

“Tapi hyung, kau tidak bisa begini!”

“Kenapa? Kau bukan siapa-siapanya kan? Kau hanya sekedar teman masa kecilnya, Junho-ya!”

“Tapi....”

“Sudahlah, aku harus pergi. Hwa Ra pasti sudah menungguku,” potong Minjun sambil bangkit dari duduknya. “Oh,ya aku berencana untuk menyatakan perasaanku padanya nanti malam,” tambahnya sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Junho sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan pria itu.

Hyung!” Junho menatap kepergian Minjun dengan perasaan campur aduk. Digebraknya meja dihadapannya dengan kesal.

***

Seharian ini Junho terus membuntuti kemanapun Minjun dan Hwa Ra pergi. Tapi ternyata membuntuti orang yang sedang kencan itu sungguh tidak menyenangkan. Berkali-kali Junho harus menahan amarahnya karena cemburu melihat kemesraan Minjun dan Hwa Ra.

Junho masih terus membuntuti mereka berdua sampai akhirnya mobil Minjun berhenti.

“Mau apa mereka malam-malam begini di rumah Minjun-hyung?” gumam Junho sambil menghentikan motornya tak jauh dari tempat mobil Minjun berhenti. Tampak olehnya Minjun turun dan membukakan pintu mobil untuk Hwa Ra. Hati Junho kembali panas saat melihat Minjun mencium pipi Hwa Ra.

Hyung! Awas saja kau!” geram Junho sambil memukul stang motornya.

***

Sudah 15menit Junho menunggu sambil mondar-mandir di dekat motornya. Berkali-kali ia melirik jam dipergelangan tangannya. Sampai...

“AAAH!!”

“Hwa Ra?!” Junho tersentak mendengar teriakan keras Hwa Ra dari dalam rumah Minjun. Tanpa pikir panjang pria itu langsung berlari masuk ke dalam rumah besar tersebut.

“Hwa Ra?!” panggil Junho begitu berada di dalam rumah Minjun. “Cih, kenapa disini gelap sekali?!”

“Hwa Ra?! Kau dimana?!” panggil Junho lagi sambil terus memasuki rumah tersebut. “Shin Hwa Ra!!”

Trek...

Tiba-tiba lampu diruangan itu menyala, dan...

Saengil chukhahamnida, Junho!”

Junho terkejut mendapati semua member 2PM sudah ada dihadapannya. “Ka... kalian?”

“Hahaha, dia terkejut! Kita berhasil!” seru Taecyeon yang disambut oleh gelak tawa member lainnya.

“Kalian! Eh, mana Hwa Ra? Kenapa tadi dia berteriak kencang sekali?” tanya Junho.

“Ah itu karena ulah Taecyeon, dia mengagetkan Hwa Ra agar gadis itu berteriak dan kau masuk kemari. Dan Hwa Ra, dia dibelakangmu,” tunjuk Minjun.

Junho berbalik dan mendapati gadis tersebut berdiri beberapa langkah didepannya sambil membawa kue ulang tahun.

Saengil chukhahamnida, oppa!” seru Hwa Ra sambil tersenyum manis.

“Pasti kalian yang merencanakan ini kan?” tanya Junho sambil melotot pada semua member 2PM yang telah berdiri disampingnya.

“Iya oppa! Minjun oppa yang memberitahuku rencana ini saat dia mengantarku pulang kemarin lusa,” jelas Hwa Ra.

Hyung?” tanya Junho sambil melotot kearah Minjun.

“Tapi Taecyeon yang merencanakan semuanya!” tunjuk Minjun pada Taecyeon.

“Eh, tapikan rencana kedua ini bikinanmu, hyung!” Taecyeon balik menunjuk.

“Rencana kedua?” tanya Junho bingung.

“Yap, rencana awal kami sebenarnya bukan begini!” kata Wooyoung. “Kami sengaja merubah rencana tersebut saat kami tahu kau melihat Minjun-hyung dan Hwa Ra di mall kemarin. Tampaknya kau tidak menyadari kalau kami juga ada di sana.”

“Begitulah, kami mengubah rencana sebelumnya. Dan rencana kedua kami adalah, membuatmu cemburu pada Minjun-hyung!” tambah Chansung sambil tertawa meledek.

“Apa?! Jadi, yang tadi pagi itu?” Junho menatap Minjun bingung.

“Tentu saja aku bercanda! Mana mungkin aku merebutnya darimu!” kata Minjun sambil melirik Hwa Ra yang tampaknya sedikit tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.

“Tunggu, apa maksudnya sih? Memang apa yang Minjun Oppa katakan tadi pagi? Lalu apa sebenarnya yang membuat Junho Oppa cemburu? Aah, aku tidak mengerti rencana kedua ini!” seru Hwa Ra kebingungan. Sejak awal mereka memang tidak mau menceritakan secara jelas mengenai rencana kedua ini padanya. Dia hanya disuruh untuk melakukan apa yang dikatakan oleh Minjun.

“Nah, Junho-ya, kau harus mengatakannya sekarang!” kata Minjun sambil menepuk bahu Junho. “Atau kau ingin aku melakukan apa yang kukatakan tadi pagi?” tambahnya sambil tersenyum menggoda.

“Ah tidak, Hyung!”

“Kalau begitu lakukanlah!” seru Minjun sambil mendorong Junho maju ke arah Hwa Ra.

“Ada apa sih Oppa?” tanya Hwa Ra penasaran.

Junho tampak menarik napasnya sebentar sebelum akhirnya bicara, “Sebenarnya Hwa Ra, aku menyukaimu, lebih dari sekedar teman masa kecil. Maukah kau jadi pacarku?”

Hwa Ra terdiam, tampaknya dia baru mengerti maksud dari rencana kedua ini.

“Taruhan kue ulang tahunnya Junho kalau dia ditolak!” bisik Taecyeon kejam.

Hyung! Kau tidak boleh begitu!” balas Chansung sambil ikut berbisik. “Aku bertaruh, dia diterima!”

“Kalian ini!” bisik Nichkhun geram sambil menjitak kepala dua orang yang isinya hanya makanan ini.

“Hwa Ra?” tanya Junho saat melihat gadis itu masih terus diam.

“Eh, Oppa, sebenarnya...” Hwa Ra diam sejenak. “Sebenarnya aku juga menyukaimu lebih dari sekedar teman masa kecil. Kau sudah seperti sahabat, kakak, dan kau... cinta pertamaku”

“Jadi?”

Hwa Ra maju menghampiri Junho dan berbisik, “Aku mau jadi pacarmu Oppa!” kemudian diciumnya pipi Junho lembut dan...

Plakk...

Saengil chukhahamnida, Oppa!” teriak Hwa Ra sambil tertawa dan berlari meninggalkan Junho yang sudah berlumuran kue.

“Shin Hwa Ra!” Junho berteriak dan mengejar Hwa Ra.

Sementara itu...

“Kuenya!” Taecyeon dan Chansung tengah meratapi sisa-sisa kue yang berserakan di lantai.

***

Dimuat dalam buku Best Fanfiction Korea diterbitkan oleh wahyumedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar