Dududu~
Ternyata udah lama juga
ya aku ga ngepost…. *pasang tampang polos*
Ga kerasa udah dipenghujung semester
6 yang panjang ini (tentang bagaimana panjangnya semester 6 aku ceritain
kapan-kapan deh). Satu lagi mata kuliah yang berhasil terlewati kemarin malam.
Yap, kelas Hukum Media Massa akhirnya selesai dengan terselenggaranya launching
dan diskusi buku Kolonialisasi Media Televisi! Yeay~ *sujud syukur*
![]() |
Poster launching kemarin |
Jangan heran kalau anak broadcast
bikin buku. Kita ga cuma bisa pegang kamera, edit video, siaran, atau bikin
film aja loh. Buktinya Broadcast UMY 2010 berhasil menerbitkan buku
Kolonialisasi Media Televisi! *bangga*
Semua dimulai sejak negara api
menyerang… *salah*
Semua dimulai sejak awal semester
kemarin, ketika mas Jun (dosen kelas Hukum Media Massa) masuk kekelas dengan
semangat dan bilang, “Target dari kelas ini adalah menghasilkan sebuah karya
berupa buku. Nilai akan saya berikan ketika kalian sudah berhasil melaunching
buku kalian.” (by the way, aku lupa sebenernya mas Jun ngomong apa, tapi
intinya begitulah~).
Saat itu kita sekelas cuma bisa
manggut-manggut. Aku tahu sih, setiap tahun kelas Hukum Media Massa yang
dipegang mas Jun memang selalu menghasilkan karya berupa buku. Buku karya
angkatan sebelumnya bahkan masuk ke salah satu perpustakaan di Australia! Hebat
ga tuh? *bangga lagi*
Setelah perjalanan panjang mulai
dari menentukan tema, nulis, revisi (berkali-kali), menentukan judul buku dan
cover (yang juga berkali-kali), sampai prepare launching dan diskusi akhirnya buku
kami pun lahir…. Untuk tema sampai revisi semuanya dilakukan sendiri, barulah
setelah semuanya selesai kita bergabung (berasa power ranger) untuk bikin
sebuah buku.
Tema yang aku pilih soal
netralisasi media, dan lebih menyoroti pada fenomena blocking time. Entahlah kenapa
waktu itu aku bisa kepikkiran ngambil tema yang cukup “berat” itu…. Eh, tahu blocking
time kan? Nih, menurut peraturan KPI nomor 03/P/KPI/12/2009 tentang Standar Program
Siaran (SPS), blocking time adalah pembelian waktu siar untuk dimanfaatkan bagi
penyebarluasan maksud dan kepentingan pihak tertentu selain program siaran
iklan. Intinya? Yah, gitu deh~
Inti dari tulisanku sendiri
sebenernya cuma menyindir para pemilik media yang suka numpang eksis di tv. You
know who I mean lah yaa~ *cough SP* *cough HT* (?)
Kalau soal buku, ada cerita
panjang kenapa akhirnya buku ini berjudul Kolonialisasi Media Televisi…. Di rapat
pertama untuk penentuan judul buku banyak banget masukan dari semuanya, dari
yang biasa sampai yang luar biasa. Pada akhirnya kami sepakat memilih judul
Modus Kotak Ajaib: Ketika Televisi Menjadi PHP. Sungguh itu judul paling gaul! Siapa
dulu dong yang ngusulin~ *cough* Naasnya, judul itu ditolak mas Jun. Katanya ga
semua orang familiar dengan kata PHP. Itu
mah yang ga gaul aja yang ga tahu! *dijitak mas Jun*
Penentuan judul kedua, kami
beserta mas Jun akhirnya sepakat memilih judul Televisi: Penjajah Masa Kini. Mas
Jun udah setuju loh, tapi ternyata penerbit yang menolak. Kita semua yang udah
hopeless akhirnya memasrahkan judulnya pada penerbit. Dan akhirnya buku ini
berjudul Kolonialisasi Media Televisi. Agak berat emang, aku aja awalnya harus
berpikir keras apa maksud dari judul itu. *payah*
Launching kemarin memang ga bisa
dibilang mudah. Banyak banget rintangan yang harus dihadapi. Mulai dari buku
yang terancam belum selesai cetak, uang dari kampus yang belum turun, dan sampai
disaat terakhir pun sound system selalu ngajak ribut. Tapi syukurlah akhirnya
semua berhasil terlewati. Launching dan diskusi buku Kolonialisasi Media
Televisi sukses! Terima kasih atas kerja keras teman-teman broadcast 2010,
kalian semua hebat! *group hug*
![]() |
Suasana launching yang temaram bersama mas Jun, mas Bona, Adit, dan mas Miftah |
Yang penasaran sama bukunya,
boleh loh dibeli…. Langsung hubungi aku aja. Harganya cuma 40rb kok, murah meriah
kan? *promosi*
![]() |
Dan inilah penampakan buku Kolonialisasi Media Televisi |
Meskipun murah, tapi isinya
dijamin berkualitas dong…. Selain tulisanku yang tentang pemilik media yang
numpang eksis itu, ada juga persoalan propaganda sepakbola Indonesia,
kontroversi Adi Bing Slamet vs Eyang Subur, kelucuan di balik kekerasan, sampai
kejahatan si Putri Bidadari. Nah, baru tahu kan kalau si Putri Bidadari itu
jahat? Makanya baca buku ini…. *promosi lagi*
Hal paling penting yang aku
pelajari dari kelas Hukum Media Massa adalah kuliah bukan cuma soal nilai. Asal
ngumpulin tugas terus lupa itu udah biasa, yang luar biasa adalah saat kita
bisa menjadikan tugas-tugas itu sebagai sebuah karya tak terlupakan. Terima kasih
untuk satu semester ini mas Jun! Bangga Punya Karya! Dan kita juga bangga punya
dosen seperti mas Jun :))